Minggu, 05 September 2010

Just enough is perfect

Pernah mendengar istilah less is more? Motto ini pertama kali dikenalkan oleh seorang arsitek berkebangsaan Jerman. Konsep ini kemudian menjadi moto aliran minimalism yang sangat trendi tahun 1960-70an.

Konsep ini juga berkaitan dengan bidang fotografi. Misalnya dalam prinsip komposisi foto. Banyak fotografer yang berpendapat komposisi yang terbaik adalah komposisi yang simpel, artinya dalam mengkomposisi sebisanya mengurangi semua hal yang potensial dapat mengganggu subjek utama.

Selain dalam komposisi fotografi, prinsip less is more ini berlaku dalam penggunaan peralatan fotografi. Dalam fotografi pernikahan misalnya, ada fotografer yang membawa perlengkapannya tidak kurang dari setengah mini van. Ada pula yang cuma membawa perlengkapan hanya satu tas kamera ukuran sedang.

Fotografer yang terakhir menganut prinsip less is more. Lebih sedikit alat, lebih sedikit kebingungan dalam memilih alat yang akan dipakai, lebih ringan dan tidak capai memindah-mindahkan alat-alat saat pernikahan berlangsung. Tapi ketika ada hal yang tidak terduga terjadi misalnya kamera atau lensa rusak, tidak ada serapnya.

Lalu apakah prinsip ini adalah yang terbaik? Milton Glaser, seorang desainer kawakan menilai less is more bukan prinsip yang ideal. Milton mengambil contoh desain karpet yang kompleks dan karya art nouveau yang indah bila mengikuti prinsip ini maka akan kehilangan nilainya.

Saya setuju dengan Milton, karena saya mendapati di banyak keadaan, minimalis tidak cocok diterapkan, dan kalau diterapkan kesannya terpaksa. Saya sendiri banyak mendapati hasil karya fotografer terutama fotografer pernikahan atau potret men-krop atau men-zoom terlalu berlebihan sehingga sebagian besar hasil fotonya adalah potret kepala dan pundak saja.

Memang secara teknis, foto tersebut boleh dinilai baik, subjek yang difoto jelas, tajam, cukup kontras dan latar belakangnya kabur sehingga tidak mengganggu fokus mata kita. Tapi acara pernikahan adalah acara sosial, dimana konteks dangat penting. Dengan terlalu mensimplifikasikan komposisi, maka fotografer saya kategorikan gagal memberikan yang terbaik.

Maka itu, tergantung dari konteks, maka kita perlu mencari titik keseimbangan, tidak teralu berlebihan dan juga tidak terlalu minimalis. Just enough is perfect!