Senin, 23 Agustus 2010

Anda mungkin bertanya, kenapa kok, fotografer, terutama yang memakai kamera digital SLR selalu mengunakan jendela bidik (viewfinder) untuk mengkomposisikan foto, bukannya dengan mengunakan layar LCD mestinya lebih mudah dan jelas?

Ada beberapa jawabannya antara lain:

1. Masih banyak kamera digital SLR yang beredar tidak memiliki fitur live view, dimana Anda bisa melihat dan mengkomposisikan gambar lewat layar LCD. Jadi fotografer terpaksa mengunakan jendela bidik.

2. Kalaupun ada fitur live view, teknologi fitur ini masih rendah sehingga auto fokus sangat lama (sekitar 2 detik) dibandingkan setengah detik di kamera saku biasa.

3. Jendela bidik di kamera digital SLR jauh lebih besar dan jelas, hal ini dikarenakan sensor yang digunakan di kamera digital SLR 6-7 kali lipat dari kamera saku biasa. Selain itu, Anda langsung melihat dari lensa sehingga apa yang Anda lihat sangat akurat.

4. Dengan merapatkan tubuh Anda dengan kamera, kamera menjadi lebih steady dan mantap, sehingga membantu mengurangi hasil foto yang kabur.

5. Di bawah cahaya yang terang seperti dibawah cahaya matahari, layar LCD menjadi silau, dengan mengunakan jendela bidik, hal tersebut tidak menjadi masalah.

Demikian alasan-alasan mengapa banyak fotografer mengunakan jendela bidik daripada layar LCD, jadi bukan karena untuk gaya-gayaan saja.



Minggu, 22 Agustus 2010

Faktor yang menyebabkan latar belakang foto menjadi blur / kabur

Banyak fotografer baik pemula maupun mahir, sering membuat latar belakang menjadi kabur. Memang foto semacam ini sangat populer karena membuat objek yang di foto menjadi lebih menonjol. Selain itu juga foto menjadi lebih enak dipandang.
Mudah membuat latar belakang menjadi kabur karena saya mengunakan kamera berukuran sensor full frame atau sekitar 24X lebih besar daripada kamera saku biasa

Mudah membuat latar belakang menjadi kabur karena saya mengunakan kamera berukuran sensor "full frame" atau sekitar 24X lebih besar daripada kamera saku biasa

Apa saja faktor yang membuat latar belakang foto menjadi kabur?
1. Bukaan lensa (Aperture)

Dengan mengunakan bukaan lensa yang besar (f/2.8 atau lebih besar lagi seperti f/1.4), maka latar belakang menjadi lebih kabur.

Semakin besar bukaan, semakin kecil angkanya.
2. Rentang fokal lensa (Lens focal length)

Semakin besar rentang fokal lensa yang digunakan, maka latar belakang menjadi lebih kabur. Contoh: Latar belakang foto yang diambil dengan rentang fokal lensa 55mm lebih kabur daripada bila diambil dengan rentang fokal lensa 18mm.
3. Rasio jarak antara subjek foto dengan kamera dan jarak antara subjek dengan latar belakang.

Semakin dekat jarak kamera ke subjek foto dan semakin jauh jarak subjek foto dengan latar belakang, maka foto menjadi lebih kabur.

Contoh: Bila jarak kamera ke subjek foto 1 cm, dan jarak subjek foto ke latar belakang 20 m, maka bisa dipastikan latar belakang menjadi sangat kabur. Hal ini karena rasio/perbandingan jarak sangat besar.

Sebaliknya bila jarak kamera ke subjek foto 20m, dan jarak subjek foto ke latar belakang 1 cm, maka bisa dipastikan latar belakang menjadi sangat jelas / tajam.
4. Ukuran sensor dalam kamera Anda.


Ukuran sensor kamera bervariasi, semakin besar, semakin mudah membuat latar belakang menjadi blur. Kamera ponsel atau kamera saku memiliki ukuran sensor yang relatif kecil dibandingkan dengan kamera digital SLR. Di dalam kamera digital SLR, terbagi lagi beberapa jenis ukuran sensor.

Yang paling kecil sampai yang paling besar yaitu: Four thirds (rasio 4 banding 3), ada yang crop sensor 1.6 (Canon), 1.5 (Nikon, Pentax, Sony), ada juga yang full frame (Nikon, Sony) dan medium format (Phase One, Leica S2).
Foto diatas diambil dengan kamera saku yang berukuran sensor kecil, selain itu saya memakai rentang fokal lensa pendek, yaitu 28mm sehingga latar belakang masih sangat tajam

Foto diatas diambil dengan kamera saku yang berukuran sensor kecil, selain itu saya memakai rentang fokal lensa pendek, yaitu 28mm sehingga latar belakang masih sangat tajam
Kesimpulan

Lalu bagaimana membuat latar belakang foto atau yang diluar dari fokus menjadi sangat kabur? Sederhana saja

Pakai lensa dengan bukaan besar, gunakan rentang fokal yang besar (jauh), perhatikan rasio jarak subjek foto dan latar belakang, dan gunakan kamera dengan ukuran sensor yang besar.

Sabtu, 21 Agustus 2010

Langkah langkah Belajar fotografi dari nol

Belajar digital fotografi adalah sesuatu yang kompleks. Maka dari itu banyak orang mungkin kebingungan bagaimana cara belajarnya.. harus memulai darimana? nah post ini berupaya untuk memberikan langkah-langkah praktis dalam belajar fotografi.

Pertama-tama kita memerlukan kamera. Berdasarkan ukuran sensor, kamera terbagi dua, kamera saku dan kamera DSLR. Lalu apa bedanya kamera saku dan kamera DSLR? Saya cuma mampu membeli kamera saku, apakah saya tidak bisa belajar fotografi dengan kamera saku? Jangan takut, meski murah, kamera saku memiliki kelebihan tersendiri dan jangan jadikan halangan untuk belajar fotografi.

Kedua kita perlu belajar tentang eksposur cahaya. Inti dari fotografi adalah eksposur, atau total cahaya yang masuk ke dalam sensor peka cahaya. Karena cahaya tersebutlah, foto itu terbentuk. Peran kita sebagai fotografer adalah mengendalikan jumlah cahaya yang masuk dengan mengubah besarnya bukaan lensa, kecepatan rana dan ISO. Tiga elemen ini saya sebut sebagai segitiga emas fotografi.

Ketiga, kita tentu harus mempelajari kamera kita, terutama mode-modenya, pengukuran cahaya (metering) dan auto fokus.

Keempat, kita perlu tahu apa itu kedalaman fokus (depth of field) dan apa faktor-faktornya.

Kelima, kita harus tau bagaimana mengambil gambar yang tajam dan tidak kabur.

Keenam, kita harus mempelajari komposisi foto yang baik dan menarik.

Ketujuh, kita harus mempelajari karakter cahaya terutama arah dan intensitas cahaya.

Kedelapan, kita harus belajar antisipasi dan mengambil foto pada waktu yang tepat.

Kesembilan, kita harus belajar bercerita lewat foto, entah dengan satu foto atau satu seri foto.

Kesepuluh,
kita harus belajar mengolah foto dengan efek digital. Olah foto di era digital mudah dipelajari dan membuka bab baru dalam fotografi digital.

Demikian kira-kira runtutan belajar fotografi untuk pemula. Seperti yang Anda lihat, masih banyak tulisan yang saya bisa bahas dari tiap langkah tersebut. Fotografi merupakan ilmu yang berkembang begitu pesat dan tidak ada habisnya, namun bila menemui kesulitan, harap jangan menyerah dan pelajari dan terus praktekkan.

Jumat, 20 Agustus 2010

Kompensasi Eksposur

Bila Anda mengunakan setting otomatis atau semi otomatis di kamera saku atau kamera digital SLR Anda, maka prosesor dalam kamera akan berusaha menerjemahkan pemandangan yang ada dan kemudian mengatur setting yang optimal untuk pemandangan tersebut.

Di banyak kesempatan, mode otomatis memang bekerja sesuai dengan keinginan kita. Tapi di beberapa situasi lainnya, kamera gagal menangkap apa yang kita inginkan atau gambar yang direkam tidak sesuai dengan pemandangan yang ada.

exposure-compensation-buttonMisalnya bila pemandangan yang mau di foto didominasi oleh warna putih / terang seperti salju, tembok putih dan sebagainya, biasanya hasil foto akan tampak abu-abu atau lebih gelap daripada aslinya.

Sebaliknya bila pemandangan yang ada didominasi dengan warna hitam seperti di dalam cafe yang temaram, di malam hari dan sebagainya, hasil foto biasanya lebih terang daripada yang sebenarnya.

Untuk mengatasi kesalahan intepretasi kamera, kita dapat mengunakan fungsi tombol Kompensasi Eksposur (Exposure Compensation).

Cara mengunakannya sangat sederhana. Bila ingin hasil foto menjadi lebih terang, Anda bisa menaikkan nilai kompensasi eksposur sebesar +0.3, 0.7 sampai +2 atau lebih. Sebaliknya bila Anda ingin hasil foto menjadi lebih gelap, Anda tinggal turunkan nilai kompensasi eksposur tersebut.

Tombol kompensasi ekposur termasuk gampang ditemukan, tombol ini bersimbol plus dan minus.

Menariknya, fungsi ini bisa Anda temukan dari kamera saku yang murah sampai kamera digital SLR yang canggih. Untuk pemakai kamera saku yang tidak memiliki fungsi manual, fungsi ini menjadi penting karena Anda bisa mengatur besarnya cahaya yang masuk layaknya seperti fungsi manual.

Selamat Mencoba!

Fotografi olahraga di dalam ruangan

Fotografi olahraga di dalam ruangan tergolong salah satu fotografi yang sulit. Seringkali fotografi jenis ini memerlukan kamera dan lensa yang bagus. Kadang diperlukan peralatan cahaya eksternal sebagai pencahayaan utama.

Kenapa fotografi jenis ini sulit? pertama pencahayaan gedung olahraga biasanya buruk (temaram). Selain itu, subjek foto bergerak dengan kecepatan tinggi. Hal ini mempersulit kamera untuk mendapatkan cukup cahaya.

Solusi yang saya ketahui ada dua. Pertama, set ISO tinggi, sekitar 1600. Set kamera di mode AV (Aperture priority) dan set bukaan maksimal, seperti f/3.5 atau f/.2.8 (angka-angka ini tergantung lensa, semakin kecil angkanya semakin besar bukaannya).

Bukaan besar dan ISO tinggi membantu kamera mendapatkan cahaya yang cukup. Contoh gambar disamping diambil dengan ISO 1600, bukaan f/3.5 dan 1/640 detik. Kadang kala, setting ini belum cukup (ditandai dengan hasil foto yang blur).

Bila itu terjadi, maka diperlukan kamera yang bisa mengambil foto dengan ISO diatas 1600 (3200, 6400.. dst), lensa yang bukaannya lebih besar dari f/2.8 atau keduanya.

Solusi lain yaitu dengan pencahayaan eksternal. Misalnya memasang lampu kilat bertenaga besar dan mengunakan radio nirkabel seperti pocket wizard untuk menginstruksikan lampu blitz untuk menembakkan cahaya ketika kita mengambil foto.

Solusi dengan pencahayaan eksternal bagus untuk beberapa jenis olahraga tapi tidak semua karena repot memasangnya dan hasilnya tidak alami. Selain itu banyak acara olahraga tidak memperbolehkan lampu kilat. Di jenis olahraga lain seperti gulat, pencahayaan ini bisa memberikan efek yang lebih dramatis.

Upaya terakhir yaitu mengunakan lampu kilat di atas kamera digital. Supaya foto terlihat lebih alami, sebaiknya mengunakan ISO tinggi dikombinasikan dengan bukaan besar. Namun ingat untuk meminta ijin mengunakan lampu kilat kepada pengelola, karena lampu kilat sedikit banyak bisa mempengaruhi konsentrasi olahragawan/wati.


Lampu kilat eksternal dari atas menonjolkan bentuk otot dan membuat foto menjadi lebih dramatis